Perundungan atau yg lebih dikenal menjadi bullying kerap kali terjadi dalam kehidupan sosial. Bullying bisa terjadi di lingkungan sekolah, kantor, lingkungan rakyat, bahkan pada lingkungan keluarga. namun pada tanah air, perkara ini kerap kali terjadi pada anak-anak serta remaja karena diekspos oleh media.Anak menjadi Tukang Bullying
Bullying atau penindasan sendiri artinya tindakan menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan, baik secara fisik maupun emosional yg dilakukan secara berulang. Bullying yang dilakukan anak dapat berupa ejekan, pengabaian, tidak mengikutsertakan pihak versus pada kegiatan, mengatakan sesuatu yang jelek, memukul, atau merogoh barang kepunyaan orang lain.Anak menjadi Tukang Bullying
Faktor pemicu anak menjadi pelaku bully
Orang tua memiliki peran krusial pada tindakan bully di kalangan anak-anak. Maka krusial buat mengidentifikasi sikap anak agar tidak menjadi pelaku perundungan. berikut adalah ialah faktor yang dapat mengakibatkan Si kecil menjadi tukang bully:Anak menjadi Tukang Bullying
1. Melihat perilaku penindasan
sikap bullying bisa ialah akibat asal menonton konten kekerasan serta penindasan yang timbul di televisi, internet, atau video game. Apalagi Jika intensitas anak melihat tindakan kekerasan cukup sering. tidak hanya itu, terjadinya kekerasan di lingkungan lebih kurang yg dilakukan sang saudara atau orang tuanya sendiri jua membuat anak mencontoh perilaku tadi. sebagai akibatnya memungkinkan anak menjadi pelaku bully.Anak menjadi Tukang Bullying
tidak jarang pula tindakan bully dilakukan anak buat sekadar mencari memahami atau bahkan main-main. misalnya di penggunaan panggilan julukan pada anak lain mirip “si gendut”. Awalnya memang anak tak mempunyai maksud dursila terhadap temannya tadi. tapi orang tua perlu mengungkapkan kepada anak bahwa memanggil dengan nama julukan yang kebablasan berpotensi menjadi perselisihan jangka panjang.Anak menjadi Tukang Bullying
2. Kurang mendapat perhatian atau tertindas
Anak yang kurang mendapat perhatian bisa sebagai pemicu tindakan bully. Berikut pula Jika anak merasa tidak krusial serta tidak memiliki suara yang membuatnya berusaha untuk menindas orang lain di lingkungan yg berbeda. Upaya ini dilakukan buat mendapatkan kuasa atau perhatian yang diinginkannya.
3. Terlalu dimanja
Bagi Anda yg terbiasa memanjakan anak, hati-hati. kebiasaan ini dapat menumbuhkan sikap sewenang-wenang pada anak yg ialah karakteristik pelaku bully. waktu anak terbiasa mendapat apa yg diinginkannya, kemungkinan Si mungil akan merasa berkuasa serta berhak buat mendapatkan apapun. Termasuk merasa berkuasa akan hal-hal yang diinginkan di luar lingkungan rumah – mirip di sekolah atau daerah bermain – tanpa menghiraukan hak anak-anak yang lain.
4. Kurang ikut merasakan
berdasarkan sentra Penelitian buat kenaikan pangkat Kesehatan, Universitas Bergen, Norwegia, biasanya pelaku bullying artinya anak yg mempunyai sifat impulsif serta praktis murka . Selain itu, adanya kebutuhan yang kuat buat mendominasi serta menundukkan anak lain agar membentuk seluruh orang melakukan apa yang diinginkannya. Ketiga sifat ini pula memberikan bahwa anak kurang memiliki rasa ikut merasakan. sebagai akibatnya cenderung mendominasi, posesif, dan suka dengan kekuasaan.
5. Rasa percaya diri yang rendah
Tindakan bully tak sporadis merupakan cara buat menghasilkan anak merasa lebih percaya diri. sebagai akibatnya Si mungil sengaja buat melakukan pembuktian diri menggunakan cara yg tidak sehat. Maka orang tua perlu memberi kesempatan di anak buat bisa menunjukkan diri. model sederhananya mirip mempersilakan anak memberikan pendapat saat kumpul keluarga.
6. Gangguan emosional atau kejiwaan
Mengalami kecemasan, depresi, dan kesulitan mengatur emosi serta perilaku, membentuk tindakan bully menjadi bahan pelarian bagi anak. Begitu pula dengan gangguan kejiwaan yg bisa mendasari tindakan perundungan. Bila Anda melihat adanya semua gejala tadi di anak, perlu buat melakukan konsultasi dengan psikolog.
Related Article :